Goa Gajah : Perpaduan Antara Harmonisasi 2 agama

Goa Gajah adalah salah satu tempat religius yang sekaligus menjadi tempat wisata di Bali. Pura Goa Gajah termasuk dari salah satu pura tertua di Bali dengan desain arsitektur yang begitu unik dan cantik. Pura ini terletak dekat dengan Ubud, di Kabupaten Gianyar, Desa Bedulu. Tempat suci ini juga terletak dekat dengan Air Terjun Tegunungan yang memiliki keindahan alam yang memiliki ciri khasnya tersendiri.

Baca Juga >> 10+ Rekomendasi Air Terjun di Bali Yang Sering Dikunjungi

Goa gajah adalah tempat ibadah dengan perpaduan 2 agama yaitu Hindu dan Buddha. Tempat sakral ini memiliki dua wilayah terpisah, yakni bagian Utara dan Selatan. Wilayah Utara adalah lokasi kamu akan melihat arca Ganesha, Goa, dan tempat ibadah bagi umat Hindu. Sementara itu, di wilayah Selatan kamu dapat melihat reruntuhan stupa yang diyakini sebagai tempat ibadah bagi umat Buddha. Di masa lalu, kedua kompleks ini pernah digunakan secara bersama-sama oleh para pendeta Siwa dan Buddha, menunjukkan bahwa kedua agama bisa eksis secara harmonis di sana. Selain itu, tempat suci ini juga berfungsi sebagai tempat meditasi bagi para pendeta, raja dan yogi.

Goa Gajah merupakan Pura Kahyangan Desa, tempat beribadah bagi penduduk desa adat atau pekraman Desa Bedulu di wilayah tersebut. Pada masa sekarang, umat hindu dari luar pekraman Desa Bedulu juga mengunjungi tempat ini untuk melakukan ibadah keagamaan. Upacara keagamaan diadakan selama hari raya Hindu, seperti Hari Raya Galungan dan Kuningan serta pada hari purnama, tilem, kajeng kliwon, dan saat piodalan pada purnama kapat.

Pura yang ada di Bali yang menyimpan sejarah dan kecantikan di dalamnya. Jika kamu mengunjungi tempat suci ini, kamu akan terpesona dengan kecantikan dan keindahannya.

Baca Juga >> 7 Pura di Bali yang Cantik dan Ikonik

Sejarah Goa Gajah

Goa Gajah dibangun oleh Raja Bedahulu pada zaman pemerintahan kerajaan Warmadewa pada abad 11 masehi. Asal usul nama Goa Gajah berasal dari kata “Lwa Gajah”. Pada tahun 1365 Masehi, Mpu Prapanca mencatat dalam lontar Negarakertagama mengenai “Lwa Gajah”. Dalam bahasa Indonesia, “Lwa” dapat diartikan sebagai sungai, sedangkan “Gajah” merujuk kepada wihara tempat para Bhiksu beragama Buddha beribadah. Oleh karena itu, “Lwa Gajah” menggambarkan lokasi pertapaan Bhiksu umat Buddha yang terletak di tepi sungai.

Pada tahun 1923, seorang pejabat Hindia Belanda bernama L.C. Heyting menemukan situs budaya ini. Dia menemukan arca Hariti, dan arca Ganesha di kawasan tersebut. Lalu pada tahun 1925, pemerintahan Hindia Belanda melakukan penelitian lebih lanjut terhadap tempat sakral ini yang dipimpin oleh Dr. W.F. Stutterheim.

Daya Tarik Goa Gajah

Pura Goa Gajah memiliki daya tarik tersendiri bagi para wisatawan, kamu akan melihat hal – hal yang berbeda dibandingkan pura lain di Bali. Arsitektur dari pura ini sangat menawan, kamu akan melihat candi – candi kuno yang menakjubkan dengan arsitektur yang indah. Bagian luar pura dihiasi dengan ukiran-ukiran yang artistik, termasuk relief Ganesha dan berbagai motif Hindu dan Buddha.

Kamu dapat menjelajahi goa buatan yang akan membuat kamu terkesan. Goa ini memiliki arca dan relief serta memiliki ruang meditasi yang digunakan oleh para pendeta dan penganut agama Buddha pada masa lalu. Pada mulut goa dipenuhi dengan pahatan berupa sulur daun-daunan, batu karang, kera, babi, dan raksasa. Goa ini memiliki total 15 ceruk di dalamnya. Beberapa ceruk di dalam goa memiliki patung-patung, seperti arca Ganesha yang terdapat di ceruk di ujung barat, arca Trilingga yang berada di ceruk di ujung barat lorong yang membentang ke arah timur dan barat, serta fragmen arca yang terletak di salah satu ceruk di dinding utara.

Terdapat Komplek Kolam Petirtaan terletak 11 meter di sebelah selatan goa, kolam ini berada 3 meter di bawah permukaan tanah pelataran pura. Air pada petirtaan ini berasal dari sumber air yang berada 100 meter disebelah timur goa. Kamu dapat melihat peninggalan pada komplek petirtaan ini terdiri dari 3 buah kolam yang masing-masing dipisahkan oleh tembok yang rendah dan terdapat arca pancuran yang berjumlah 6 buah.

Pada sebelah selatan dari kolam petirtaan, kamu akan melihat Komplek Lembah Tukad Pangkung. Di area ini, temuan arkeolog menunjukkan penggunaan lembah ini untuk upacara keagamaan oleh umat Buddha pada masa lalu. Temuan tersebut berupa sisa-sisa bangunan yang sebelumnya merupakan bagian dari pahatan di dinding atau tebing, yang pada zamannya dianggap sebagai candi tebing.

Rute Lokasi

Akses menuju Pura ini sangat mudah, karena tempat suci ini terletak dekat dengan jalan raya. Lokasi dari Goa Gajah adalah Bedulu, Kec. Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali.

Apabila kamu sedang berada di Denpasar, untuk menuju ke situs budaya sekaligus tempat suci ini kamu akan menempuh perjalanan yang berjarak sekitar 25 kilometer, dengan kisaran waktu tempuh 1 jam perjalanan.

Agar kamu tidak kebingungan untuk mencari lokasi dari destinasi wisata religius ini, berikut panduan Google Maps menuju ke lokasi.

Harga Tiket Masuk

Untuk kamu yang ingin melihat keindahan dari Goa Gajah, kamu akan dikenakan tiket sebesar Rp 30.000/orang untuk wisatawan domestik sedangkan untuk wisatawan asing dikenakan biaya tiket sebesar Rp 50.000.  Bagi kamu yang membawa kendaraan akan dikenai tarif parkir sebesar Rp 5.000 untuk mobil dan Rp 2.000 untuk sepeda motor.

Kamu akan terkesima dengan kecantikan dari Goa Gajah. Apabila kamu sedang berada di Bali, sempatkan dirimu untuk mengunjungi situs yang sakral dan unik ini.

Semoga Bermanfaat !

Baca Juga >> Pura Goa Lawah : Tempat Suci Dengan Seribu Kelelawar